https://sabang.times.co.id/
Berita

Perayaan Suara Rasa, El Vatikan dan Dua Ketuk Menghipnotis Amadeo Music Hall Surabaya

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:23
Perayaan Suara Rasa, El Vatikan dan Dua Ketuk Menghipnotis Amadeo Music Hall Surabaya El Vatikan, saat memainkan nada musik klasik dalam Perayaan Suara Rasa sekaligus ulang tahun untuk ibunda tercinta, Sabtu (16/8/2025) kemarin. (FOTO: Dok.Dua Ketuk)

TIMES SABANG, SURABAYA – El Vatikan, Gabriel Amadeus, Bima Sakti, Hati Bening, Dhani Ahmad dan Maigty Simatupang hadir menampilkan karya-karya klasik Dvorak, Schumann, Popper, hingga dari komponis modern Hindemith, Piazzolla, Tedesco, dan Lukás Sommer.

Mereka menghipnotis pengunjung dalam pagelaran Perayaan Suara Rasa di Amadeo Music Hall Surabaya

Dalam konser Perayaan Suara Rasa, musisi-musisi muda Indonesia yang berkumpul dalam komunitas Dua Ketuk berkolaborasi dengan gitaris klasik El Vatikan untuk menampilkan komposisi-komposisi musik sekaligus sebagai persembahan untuk ibunda Vatikan tercinta, Heti Palestina Yunani, yang sedang menandai usia kepala empat terakhirnya tahun ini dengan cara tak biasa.

"Maka dipilihlah repertoar dari berbagai komponis dan era dipilih untuk merayakan rasa kasih yang melampaui ruang dan waktu," kata El Vatikan, Selasa (19/8/2025).

Heti selaku produser dan penggagas acara, menyatakan rasa bahagia. Melihat putranya memberikan kado terindah. 

Penulis, editor serta kurator seni rupa kawak ini berharap, Perayaan Suara Rasa dapat menjadi wadah bagi komponis, pemain dan penikmat musik untuk mengekspresikan, menampilkan dan mengembangkan keterampilan bermusiknya. Termasuk melalui momen ulang tahunnya.

memainkan-nada-musik-klasik-2.jpg

Heti ingat betul, bagaimana dia telah mendampingi El Vatikan berlatih musik sejak usia 4 tahun. M Baqi El Vatikan, nama lengkapnya, serius belajar musik sejak ia menerima kado ulang tahun yang ke-13.

"Sejak itu, El mulai belajar mengeksplorasi genre-genre musik. Salah satunya klasik," ungkapnya bangga.

El yang lahir di Surabaya pada 21 April 2005 itu sebelumnya pernah tampil dalam pembukaan Pameran Seni Rupa Rasa Rasaning Karsa oleh Lintang Lima, pada Sabtu, 28 Juni 2025.

Penampilan kedua El selanjutnya berlangsung dalam pameran seni rupa setelah yang pertama dalam pameran tunggal Denyut Rahim oleh Marina Gosali, di Jiwa Gallery, Yogyakarta, 12 Mei 2023.

Sebelum itu, ia tampil dalam Guitar Ensemble Concert di Galeri Lorong, Yogyakarta, pada 25 Mei 2025. Sebelumnya lagi, bersama komunitas Dua Ketuk pimpinan Hati Bening, bertajuk Seleksi: Karya Tersembunyi di Tembi Rumah Budaya, Bantul, Yogyakarta, pada Sabtu, 31 Mei 2025.

Ia memainkan karya Lukas Sommer, Third Letter to A Father, bersama Maigty Simatupang, Odilia Callista, Hati Bening, dan Dhani Ahmad.

Tampil dalam konser, rajin dilakukan El sejak saat bersekolah di Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta.

memainkan-nada-musik-klasik-4.jpg

Di antaranya Anniversary Concert SMM Yogyakarta 2023 yang merupakan panggung konser siswa gitar klasik angkatan 2020. Memainkan medley karangan Bakti Setyaji -guru gitarnya- tentang perkembangan musik klasik dari zaman barok hingga modern. 

Dalam konser berjudul Fantasy of Music Evolution, putra Heti Palestina Yunani ini memainkan karya Chick Corea, Spain. Dalam event yang sama pada tahun berikutnya finalis Kompetisi Gitar Klasik Nasional (KGKN) pada VII 2023 itu, memainkan Choros No. 1 karya heitor Villa-Lobos.

Dalam Genjreng Gitar Orkestra -organisasi yang didirikan pada 2015 oleh murid-murid instrumen gitar bersama Andi Nusantara, El yang aktif di komunitas Jogja Guitar Society itu tak hanya menjadi salah seorang pemain yang tampil dalam enam nomor berformat orkestra gitar dan ansambel gitar.

Tapi, ia ditunjuk sebagai art director Pop It! Berkonsep lagu-lagu populer Indonesia saat ini, El bermain di kafe-kafe untuk mencari dana konser tersebut.

Pada 21 Februari 2023, dalam sebuah resital kolaborasi antara SMM dan Universitas Negeri Yogyakarta, pengidola Mario Castelnuovo-Tedesco ini memainkan Elegie karya Johann Kaspar Mertz, juga musisi idolanya. 

Nomor yang sama yang dia mainkan sebagai materi Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) pada 28 April 2023. Komposisi yang romantik sepanjang 9 menit yang menjadi salah satu karya terbaik dalam repertoar dari pertengahan abad ke-19 itulah yang membawanya meraih Gold Price dalam Thailand International Guitar Festival di Chiang Mai, 12-13 Oktober 2024. 

Sebelas Repertoar Perayaan Suara Rasa 

Seperti perayaan, musik juga tentang berbagi rasa dan kasih. Para pemusik menuturkan isi hatinya melalui melodi yang mengalir ke jiwa pendengar dan tepukan meriah dihadiahkan kembali untuk mengapresiasi mereka yang sudah menyatakan cinta dengan suara. Bersama nada, semua rasa dapat dibunyikan, didengar, dan dirayakan.

Ada sebelas repertoar yang menghipnotis pertunjukan Perayaan Suara Rasa. Dimulai dari musik klasik Antonin Dvorak: Songs My Mother Taught Me - Antonin Dvorak (untuk solo gitar), Astor Piazzolla: Adios, Nonino! – (untuk biola dan gitar), Amy Beach: Romance (untuk biola dan piano), Franz Schubert: Winterreise, No. 15 & 19 (untuk biola alto dan piano) dan David Popper: Hungarian Rhapsody (untuk cello dan piano.

Kemudian Lyrica Nova no. 1 karya Sergei Bortkiewicz, Robert Schumann: Piano Quartet Op.47; Andante Cantabile (untuk piano kuartet), Mario Castelnuovo-Tedesco: Capriccio Diabolico (untuk solo gitar), dan Lukas Sommer: Third Letter To Father (untuk kuartet gesek dan gitar), 

Vatikan memberikan kejutan repertoar tambahan saat bermain solo yang kedua dalam alunan ciptaan komposer Mario Castelnuovo-Tedesco: Capriccio Diabolico, sebuah musik klasik berjudul Harmonie du Soir karya Johann Kaspar Mertz -musisi favoritnya.

Selanjutnya, sebagai kejutan di akhir, ada tambahan lagu Happy Birthday Variations untuk piano dan gitar kuintet aransemen oleh Maigty Simatupang atau nomor ke-11. Lagu untuk Heti Palestina Yunani yang begitu indah.

Antonin Dvorak: Songs My Mother Taught Me Dibawakan oleh El Vatikan

Karya ini mulanya ditulis untuk vokal dan piano pada tahun 1880 berdasarkan sebuah puisi oleh penyair Ceko, Adolf Heyduk.

Lagu ini mengisahkan kenangan seseorang atas kidung-kidung ajaran sang ibu yang kini ia nyanyikan untuk anaknya sendiri dengan penuh haru dan rindu.

Songs my mother taught me, In the days long vanished;
Seldom from her eyelids were the teardrops banished.
Now I teach my children, each melodious measure.
Often the tears are flowing, often they flow from my memory's treasure.

Astor Piazzolla: Adios, Nonino!, Dibawakan oleh El Vatikan dan Hati Bening 

“Selamat tinggal, Kakek!” ditulis pada tahun 1959 di New York untuk mengenang Vicente Piazzolla beberapa hari setelah kematiannya.

Tema pertama diambil dari lagu “Nonino” yang dibuat lima tahun sebelumnya, didedikasikan kepada orang yang sama. Kemudian melodi baru yang jauh lebih muram dan melankolis menunjukkan rasa duka atas kenangan yang tak akan terulang.

Amy Beach: Romance, Dibawakan oleh Gabriel Amadeus dan Bima Arifin 

Karya ini dimainkan oleh sang komponis dan sahabatnya secara perdana di Amerika pada tahun 1896.

Tercatat bahwa para penonton tersihir oleh melodi-melodi lirikal yang saling dilontarkan oleh piano dan biola sehingga ketika lagu selesai, mereka bersorak agar Amy memainkannya sekali lagi. Amy Beach merupakan salah satu komposer terkemuka di Amerika yang merupakan seorang wanita.

Franz Schubert: Winterreise, No. 15 & 19 
Dibawakan oleh Dhani Ahmad dan Gabriel Amadeus 

Mulanya Winterreise adalah kumpulan lagu-lagu untuk penyanyi tenor yang digubah pada tahun 1828 dengan lirik berdasarkan dua puluh empat puisi karya Wilhelm Müller.

Kemudian kumpulan lagu ini ditransposisi ke banyak instrumen-instrumen lainnya, termasuk biola alto. Lagu-lagu ini mengisahkan seorang pengembara yang menjelajahi musim dingin.

David Popper: Hungarian Rhapsody 
Dibawakan oleh Maigty Simatupang dan Gabriel Amadeus 

Selain pemain cello, rasanya nama Popper kurang dikenal di telinga pendengar musik klasik. Ia merupakan cellist paling terpandang sepanjang sejarah dengan banyak karya-karya virtuos untuk cello.

Salah satunya adalah Hungarian Rhapsody yang diperdengarkan pertama kali pada tahun 1893, membawakan musik tari tradisional Hungaria bernama Csárdás dari sudut pandang Yahudi.

Robert Schumann: Piano Quartet Op.47; Andante Cantabile, Dibawakan oleh Gabriel Amadeus, Hati Bening, Dhani Ahmad, Maigty Simatupang  adalah bagian ketiga dari karya ini yang dikenal sebagai puncak romantisme dengan salah satu tema tercantik pada periode itu.

Ditulis oleh Robert Schumann pada tahun 1842 dengan permainan piano Clara, seorang komponis dan pianis yang juga merupakan istrinya, sebagai inspirasi. 

Mario Castelnuovo-Tedesco: Capriccio Diabolico, Dibawakan oleh El Vatikan

Subjudul karya tahun 1935 ini adalah “Omaggio a Paganini” karena ditulis sebagai penghormatan kepada virtuos biola legendaris Niccolo Paganini.

Ditunjukkan melalui nada-nada energik khas tarian rakyat Italia dan teknik gitar yang rumit, seperti tangga nada cepat, arpeggio, oktaf dan tremolo yang mencerminkan pengaruh Paganini.

Lukas Sommer: Third Letter To Father 
Dibawakan oleh El Vatikan, Bima Arifin, Hati Bening, Dhani Ahmad, Maigty Simatupang

 
Merupakan karya yang baru tercipta tahun 2024, merefleksikan sebuah momen pada pemakaman Ayah komponis ketika ia menempatkan barang-barang yang Ayahnya inginkan turut menemani di dalam peti. Beragam variasi tema yang melalui proses permainan ritmis, harmoni dan instrumentasi mengisahkan segala cerita. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sabang just now

Welcome to TIMES Sabang

TIMES Sabang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.